Rabu, 05 Mei 2010

Mengapa Allah mengizinkan rasa sakit?

by. Rick Warren


*Allah memakai rasa sakit untuk mengajari kita agar bergantung kepada-Nya


Anda tidak menyadari bahwa Allah adalah tempat Anda bergantung, sampai akhirnya Anda hanya bisa berharap kepada-Nya. Paulus menyebutkan hal ini di dalam 2 Korintus 1:8-10, "Sebab kami mau, saudara-saudara, supaya kamu tahu akan penderitaan yang kami alami di Asia Kecil. Beban yang ditanggungkan atas kami adalah begitu besar dan begitu berat, sehingga kami telah putus asa juga akan hidup kami. Bahkan kami merasa, seolah-olah kami telah dijatuhi hukuman mati.

Tetapi hal itu terjadi, supaya kami jangan menaruh kepercayaan pada diri kami sendiri, tetapi hanya kepada Allah yang membangkitkan orang-orang mati. Dari kematian yang begitu ngeri Ia telah dan akan menyelamatkan kami: kepada-Nya kami menaruh pengharapan kami, bahwa Ia akan menyelamatkan kami lagi."

Jika Anda belum pernah berhadapan dengan masalah, maka Anda tidak akan tahu apakah Allah bisa mengatasinya. Allah membiarkan kepedihan terjadi untuk mengajari Anda agar bergantung kepada-Nya. Alkitab berkata di dalam Mazmur 119:71, "Bahwa aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan-ketetapan-Mu." Sebenarnya, kita ini hanya bisa belajar dari kepedihan. Belajar bergantung kepada Allah adalah salah satu di antaranya.


*Allah memakai rasa sakit itu untuk mendapatkan perhatian kita


Kepedihan atau rasa sakit adalah suatu lampu isyarat. Lampu isyarat yang memberitahu kita tentang adanya sesuatu hal yang salah. Bukan rasa sakit itu yang menjadi masalahnya. Itu hanya suatu gejala saja. Rasa sakit itu adalah semacam pengeras suara yang dipakai Allah. Seperti pepatah yang pernah Anda dengar, "Allah berbisik kepada kita di saat kita menikmati kesenangan, namun Dia berteriak kepada kita melalui kepedihan kita." Amsal 20:30 berbunyi, "Bilur-bilur yang berdarah membersihkan kejahatan, dan pukulan membersihkan lubuk hati." Kadang-kadang dibutuhkan situasi yang menyakitkan untuk membuat kita mengubah jalan kita.




*Allah membiarkan terjadi kepedihan untuk membuka jalan bagi kita melayani orang lain



Kepedihan mempersiapkan Anda buat pelayanan. Paulus berkata di dalam 2 Korintus 1:4, "Yang menghibur kami dalam segala penderitaan kami, sehingga kami sanggup menghibur mereka, yang berada dalam bermacam-macam penderitaan dengan penghiburan yang kami terima sendiri dari Allah." Setiap orang membutuhkan pemulihan dari suatu masalah. Tak ada orang yang sempurna. Siapa yang bisa menolong orang yang kecanduan alkohol melebihi kemampuan orang yang pernah mengalami kecanduan alkohol itu? Siapa yang bisa menolong orang yang mengalami pelecehan melebihi kemampuan orang yang pernah mengalami pelecehan itu? Allah ingin memakai dan mendaur ulang kepedihan di dalam hidup kita untuk bisa menolong orang lain, akan tetapi kita harus jujur dan terbuka akan hal itu.


Allah melakukan hal itu kepada Kay dan saya. Tiga tahun pertama masa pernikahan kami benar-benar sangat buruk. Saya bisa memahami perasaan orang yang berkata bahwa dia sangat menderita dan ingin bercerai. Saya mengerti hal itu karena saya pernah mengalaminya. Namun berkat pertolongan seorang pembimbing Kristen, Kay dan saya mengatasi semua persoalan itu dan sekarang menikmati suasana pernikahan yang luar biasa. Beberapa tahun yang lalu, saya menyampaikan satu seri khotbh ibadah Minggu pagi mengenai pernikahan, di mana saya membahas tentang berbagai persoalan dalam pernikahan yang telah kami atasi. Seri khotbah itu mencapai 12 rangkaian khotbah, namun sebenarnya masih bisa mencapai sekitar 50. Allah memakai kepedihan Anda untuk bisa menolong orang lain.
Allah tidak pernah menyia-nyiakan kepedihan!




***hidup sungguh sangat indah ^^ bila kita percaya dan berserah pada-NyA